Selasa, 22 Maret 2011

Ketika Air Mata itu Akan Mengalir

hari ini, Selasa 22 Maret 2011.
sempat berpikir, betapa sialnya aku hari ini. mungkin bisa dibilang, hari ini adalah hari paling sial.
namun, dibalik kesialan itu, aku mendapat suatu pelajaran yang sangat berarti. beginilah aktivitasku sehari-hari, jika tak diantar oleh sang kekasih (red:meo) aku pasti pulang bersama teman-teman menikmati ramainya jalan raya di atas angkot. diatas angkot, aku merasakan lapar yang teramat sangat. akhirnya aku mengajak tema-teman untuk makan diluar.
sungguh tak diduga sama sekali, hujan yang sangat lebat tanpa di awali rinai telah membuat ku tak tahu bagaimana cara pulang. berdo'a dan terus ber'a dengan harapan hujan akan berhenti.
ketika makan, tak seperti biasanya, aku yang paling betah berlama-lama di tempat makan, hari ini sangat resah apabila berlama-lama di tempat ini. bisa dibilang, aku sangat menyesal kenapa aku harus datang ke tempat itu.
tau mengapa???
ditempat itu, tanpa disengaja aku melihat sekelompok mahasiswa cewek yang sedang ngerokok. memang sih itu biasa aja di kota yang mulai berkembang ini. tapi, entah mengapa aku sangat risih melihat hal tersebut. mulai terfikir, mengapa mereka melakukan itu? apa mereka sedang depresi hingga harus melakukan itu? apa mereka tak memiliki rasa iba terhadap kedua orang tua mereka yang telah mengeluarkan uang untuk mereka? jika ditanya kepada orang tua, para orang tua tak akan rela jika uang yang mereka berikan di gunakan untuk rokok, apalagi itu dilakukan oleh perempuan. sangat mirisss..
jika aku mampu, aku ingin sekali menceramahi para mahasiswi tersebut.
pelajaran pertama yang kudapat : jangan pernah menyia-nyiakan apa yang telah diberikan oleh orang tua dengan menggunakan untuk hal yang tidak bermanfaat.
lain lagi cerita ketika aku di perjalanan menuju rumah. selama di angkot, yah seperti biasa! tak ada aktivitas yang bisa kulakukan selain melihat keramaian jalan. sekian lama di atas angkot, ternyata angkot telah berada di salah satu jalan protokol di kota ini. angkot yang berhenti membuat para calon penumpang mendekati untuk naik ke atas angkot. salah seorang kakek yang sudah tua renta naik ke atas angkot. betapa kagetnya, ketika kakek ersebut akan naik, angkot malah berjalan. sentak aku berteriak "tunggu!!" kepada supir angkot. kaget, benar-benar kaget. ketika itu, si kakek yang memilih duduk di sebelah berkata, "hampir saja kakek jatuh!" tak lama kemudian, tiba-tiba aku ingin mengeluarkan air mata. terlintas dipikiranku, bagaimana jika hal yang baru aku lihat ini, terjadi pada kakek ku? sungguh, tak kuasa ku menahan sedih. apalagi ketika ku menulis cerita ini, air mata yang tak seharusnya keluar, mengalir tanpa henti. tak sanggup ku melanjutkan cerita ini. akhirnya kuputuskan untuk berhenti sampai disini.
pelajaran kedua yang kudapat : belajarlah untuk berlaku sebaik mungkin kepada siapapun, meski orang tersebut ak dikenal. karna, suatu ketika, hal itu akan berlaku pada orang yang kita kenal.

Selasa, 22 Maret 2011

Ketika Air Mata itu Akan Mengalir

hari ini, Selasa 22 Maret 2011.
sempat berpikir, betapa sialnya aku hari ini. mungkin bisa dibilang, hari ini adalah hari paling sial.
namun, dibalik kesialan itu, aku mendapat suatu pelajaran yang sangat berarti. beginilah aktivitasku sehari-hari, jika tak diantar oleh sang kekasih (red:meo) aku pasti pulang bersama teman-teman menikmati ramainya jalan raya di atas angkot. diatas angkot, aku merasakan lapar yang teramat sangat. akhirnya aku mengajak tema-teman untuk makan diluar.
sungguh tak diduga sama sekali, hujan yang sangat lebat tanpa di awali rinai telah membuat ku tak tahu bagaimana cara pulang. berdo'a dan terus ber'a dengan harapan hujan akan berhenti.
ketika makan, tak seperti biasanya, aku yang paling betah berlama-lama di tempat makan, hari ini sangat resah apabila berlama-lama di tempat ini. bisa dibilang, aku sangat menyesal kenapa aku harus datang ke tempat itu.
tau mengapa???
ditempat itu, tanpa disengaja aku melihat sekelompok mahasiswa cewek yang sedang ngerokok. memang sih itu biasa aja di kota yang mulai berkembang ini. tapi, entah mengapa aku sangat risih melihat hal tersebut. mulai terfikir, mengapa mereka melakukan itu? apa mereka sedang depresi hingga harus melakukan itu? apa mereka tak memiliki rasa iba terhadap kedua orang tua mereka yang telah mengeluarkan uang untuk mereka? jika ditanya kepada orang tua, para orang tua tak akan rela jika uang yang mereka berikan di gunakan untuk rokok, apalagi itu dilakukan oleh perempuan. sangat mirisss..
jika aku mampu, aku ingin sekali menceramahi para mahasiswi tersebut.
pelajaran pertama yang kudapat : jangan pernah menyia-nyiakan apa yang telah diberikan oleh orang tua dengan menggunakan untuk hal yang tidak bermanfaat.
lain lagi cerita ketika aku di perjalanan menuju rumah. selama di angkot, yah seperti biasa! tak ada aktivitas yang bisa kulakukan selain melihat keramaian jalan. sekian lama di atas angkot, ternyata angkot telah berada di salah satu jalan protokol di kota ini. angkot yang berhenti membuat para calon penumpang mendekati untuk naik ke atas angkot. salah seorang kakek yang sudah tua renta naik ke atas angkot. betapa kagetnya, ketika kakek ersebut akan naik, angkot malah berjalan. sentak aku berteriak "tunggu!!" kepada supir angkot. kaget, benar-benar kaget. ketika itu, si kakek yang memilih duduk di sebelah berkata, "hampir saja kakek jatuh!" tak lama kemudian, tiba-tiba aku ingin mengeluarkan air mata. terlintas dipikiranku, bagaimana jika hal yang baru aku lihat ini, terjadi pada kakek ku? sungguh, tak kuasa ku menahan sedih. apalagi ketika ku menulis cerita ini, air mata yang tak seharusnya keluar, mengalir tanpa henti. tak sanggup ku melanjutkan cerita ini. akhirnya kuputuskan untuk berhenti sampai disini.
pelajaran kedua yang kudapat : belajarlah untuk berlaku sebaik mungkin kepada siapapun, meski orang tersebut ak dikenal. karna, suatu ketika, hal itu akan berlaku pada orang yang kita kenal.